Soko Bisnis

Tingkatkan Literasi Keuangan, Bank Indonesia Inisiasi Pengembangan Talenta Digital

Ke depan, BI ingin penguatan literasi keuangan dilakukan melalui edukasi yang relevan dan humanis, menggunakan pendekatan personal, inovatif, dan dinamis.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
10 Agustus 2025
<p>Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi (nomor 2 dari kanan) dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti (nomor 2 dari kiri) dalam diskusi KKI 2025 bertajuk 'Strategi Pengembangan Talenta Digital untuk Akselerasi Literasi Keuangan Digital', di Jakarta International Convention Center (JICC), Sabtu, 9 Agustus 2025. (Dok. Bank Indonesia)</p>

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi (nomor 2 dari kanan) dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti (nomor 2 dari kiri) dalam diskusi KKI 2025 bertajuk 'Strategi Pengembangan Talenta Digital untuk Akselerasi Literasi Keuangan Digital', di Jakarta International Convention Center (JICC), Sabtu, 9 Agustus 2025. (Dok. Bank Indonesia)

SOKOGURU, JAKARTA- Dalam transformasi keuangan digital, perempuan hadir tidak hanya sebagai penerima manfaat tetapi harus mampu menjadi agen perubahan. Sebab itu, pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas utama. 

Hal itu disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, dalam diskusi Strategi Pengembangan Talenta Digital untuk Akselerasi Literasi Keuangan Digital, di Jakarta International Convention Center (JICC),  Sabtu, 9 Agustus 2025.

Diskusi tersebut digelar masih dalam rangkaian Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025.

Baca juga: Karya Kreatif Indonesia 2025 Berakhir, BI Perkuat UMKM Sebagai Motor Penggerak Ekonomi Berkelanjutan

“KKI 2025 sebagai forum yang tidak hanya hadir sebagai respons terhadap perkembangan teknologi dan disrupsi digital tetapi juga merupakan manifestasi nyata dari komitmen bersama untuk menciptakan literasi keuangan digital yang adil terutama bagi perempuan Indonesia," katanya, seperti dikutip dalam keterangan resmi Bank Indonesia (BI).

Selain Menteri Arifah Fauzi, hadir pula sebagai narasumber  Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. 

Dalam diskusi tersebut pembahasan yang mengemuka yakni keuangan inklusif tidak hanya sebagai respon terhadap perkembangan teknologi dan disrupsi digital, tetapi sebagai wujud komitmen pembangunan berkeadilan termasuk kesetaraan gender. 

Baca juga: UMKM Wastra Nusantara Saree Ulos dan Batik Organik Kembangkan Usaha dengan Mencintai Lingkungan

Sejalan dengan itu akselerasi literasi keuangan digital juga memerlukan pendekatan yang inklusif. Untuk itu perempuan, UMKM, pelajar, masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja migran, hingga masyarakat di daerah tertinggal, turut berperan aktif dalam pemanfaatan teknologi keuangan digital. 

Untuk itu, inilah saatnya kita bergerak bersama untuk menciptakan digital talent for all, demi terwujudnya ekosistem ekonomi digital yang berkeadilan. 

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyampaikan, di tengah akses keuangan digital berkembang begitu cepat, peningkatan literasi keuangan masih menjadi tantangan. 

Baca juga: ‘Business Matching’ Ekspor KKI 2024 Capai Rp264,7 miliar, Meningkat 26%.

Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) OJK 2024 mencatat literasi keuangan Indonesia sebesar 66,46%, sedangkan hasil survei OECD 2023 menunjukkan skor Indonesia sebesar 57, di bawah rata-rata global 60,3. 

 

Peranan talenta digital

Untuk menjawab tantangan peningkatan literasi keuangan digital, peranan talenta-talenta digital yang memiliki karakter digital savvy dan technology savvy menjadi penting. 

Tidak hanya teknologi dan digital savvy, tetapi talenta digital ini juga diharapkan memiliki impact driven. Oleh karenanya komitmen dan konsistensi, inovasi, dan sinergi menjadi kunci untuk mewujudkan hal tesebut.

Destry menekankan, ke depan, penguatan literasi keuangan harus dilakukan melalui edukasi yang relevan dan humanis, menggunakan pendekatan personal, inovatif, dan dinamis. 

“Bank Indonesia juga akan memperkuat literasi dan inklusi keuangan nasional melalui sinergi kebijakan, program edukasi, dan pemanfaatan teknologi digital. Sebagai upaya peningkatan inklusi keuangan, Bank Indonesia mengedepankan pendekatan kolaboratif dengan pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat," ujarnya.

Deputi Destry juga mengajak seluruh pihak untuk bergandengan tangan membangun Indonesia yang tangguh secara finansial, inklusif secara digital, dan sejahtera secara menyeluruh.

Sebagai upaya mengakselerasi peningkatan literasi keuangan, Bank Indonesia menerbitkan buku Kajian Pemetaan Kompetensi Literasi Keuangan Digital sebagai referensi dalam melakukan kegiatan edukasi keuangan digital di Indonesia. 

Sebagai anggota Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Bank Indonesia menjalankan berbagai inisiatif penguatan literasi keuangan yang menyasar masyarakat dari berbagai kelompok sasaran prioritas, termasuk perempuan, UMKM, masyarakat berpenghasilan rendah, pelajar, pekerja migran, dan masyarakat di wilayah 3T.

Kegiatan itu merupakan rangkaian KKI 2025 hari ketiga. Melalui pameran UMKM, talkshow, dan business matching, KKI menjadi ajang memperluas akses pasar sekaligus mempercepat digitalisasi layanan keuangan. Kegiatan ini tidak hanya menampilkan produk kreatif, tetapi juga mengedukasi pelaku usaha dan masyarakat agar memanfaatkan layanan keuangan digital secara bijak. 

Keterlibatan UMKM perempuan yang dominan menjadi katalis inklusi sosial dan ekonomi, selaras dengan tujuan Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (Stranas LIK). (SG-1)